Kerbau Termahal Di Toraja dan Dunia

Arti kerbau bagi masyarakat toraja adalah sesuatu yang harus diadakan dalam acara rambu solo atau prosesi kematian. Kerbau ditempatkan sebagai hewan pelengkap utama sehingga upacara kematian itu dapat dilaksanaka. Kerbau sendiri dalam keseharian orang Toraja adalah hewan yang paling diperhatikan oleh pemiliknya. Makanannya haruslah dijamin dan dipastikan hegienis, vitamin dan nutrisi bagi hewan ini juga sangat diteliti, tidak heran kandang kerbau ditoraja umumnya dibuat lebih baik dari kandang hewan lainnya, begitu juga dengan kebersihannya. Maka tidak heran bila kerbau selalu mendapatkan perhatian dari pada harta yang lainnya di Toraja.

Sebenarnya kalau kita perhatikan kerbau ini dapat kita katakan kerbau Albino, asal kerbau ini dalam bahasa latin dikatakan Bubalus Bubalis(kerbau lumpur). Kerbau ini berbeda dengan kerbau umumnya yang hidup di Indonesia, tanduknya ada yang berwarna hitam, tetapi ada juga yang berwarna kuning gading atau perpaduan hitam dan kuning. Mata kerbau bonga ada bermata putih, ada juga bermata hitam atau perpaduan hitam dan putih. Kulit kerbau ini yang mungkin disepakati apabila kerbau dikategorikan sebagai kerbau bonga maka kulitnya haruslah belang-belang.

Penilaian kerbau bonga bermacam-macam namun yang disepakati di tana toraja adalah dari kepala hingga ekornya. Tanduk bonga semakin kuning maka semakin sempurna penilaiannya. Untuk mata semakin putih(gar,ra dalam bahasa toraja) maka semakin sempurna mata seekor kerbau bonga. untuk kulit kerbau inilah yang betul-betul menjadi pusat penilaian awal sebelum kepala sampai ekor, semakin kerbau itu bagaikan dilukis(surra dalam bahasa toraja) maka semakin tinggi nilai bonga itu. Dari kulit inilah penilaian awal seekor kerbau bonga. Seekor bonga dengan kulit putih namun ada tempelan besar dipunggungnya maka mereka sering mengatakan kerbau ini masuk dalam kategori lotong boko. Tetapi bila kerbau kategori bongga dengan keadaan kulitnya lengkap berlukiskan koin, keris didadanya dan garisan-garisan sejajat dibawah perutnya inilah yang dinamakan Saleko. Ada juga kerbau Bonga dengna julukan bonga toddi, hanya ada putih bagian kepala atasnya walau mata dan tanduknya masuk kategori baik, tetapi karna hanya putih bagian kepala dinamakan bonga toddi.

Kerbau tedong bonga atau kerbau belang merupakan Kerbau yang sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Toraja. Kerbau albino belang jenis bubalus bubalis atau kerbau lumpur, banyak dijumpai di Tana Toraja. Bagi mereka, kerbau memiliki posisi istimewa dan menjadi salah satu simbol prestise dan kemakmuran. Dalam upacara adat Toraja seperti Rambu Solo, kerbau memegang peranan sebagai peranti utama. Kerbau digunakan sebagai alat pertukaran sosial dalam upacara tersebut. Jumlah kerbau yang dikorbankan menjadi salah satu tolok ukur kekayaan atau kesuksesan anggota keluarga yang sedang menggelar acara. Kebanggaan akan hal tersebut terlihat dari jumlah tanduk kerbau yang dipasang pada bagian depan tongkonan (rumah tradisional Toraja) keluarga penyelenggara upacara Rambu Solo.


Hewan besar cantik yang satu ini harganya bisa mencapai Rp 500 juta loh! Waah luar biasa mahalnya bukan. Harga tersebut ditentukan dari ragam corak dan kemulusan kulit. Maka tak heran tedong bonga sering disebut kerbau raja. Dalam suatu web dinyatakan bahwa perawatan tedong bonga berjenis saleko atau belang seluruh badan ini memang bak raja. Tiga kali seminggu kerbau bernama artis dua ini ditemani berendam selama tiga jam. Seluruh badan juga diberi shampo agar bulu-bulu tidak rontok. Rumput yang diberikan harus segar. Sang kerbau pun cukup tunggu di kandang karena semua akan dilayani perawat kerbau. Tak heran jika kerbau berusia sembilan tahun itu bisa memiliki berat 700 kilogram. Namun tak hanya itu kandang kerbau juga diasapi rumput basah, hal ini bertujuan menjaga kerbau dari gigitan nyamuk.

0 Response to "Kerbau Termahal Di Toraja dan Dunia"

Post a Comment